Thursday, February 17, 2011

Ibuku, Malaikatku


Suatu ketika...
Seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Menjelang diturunkan dia bertanya kepada Tuhan,
"Para malaikat di sini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimkanku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup di sana?? Saya begitu kecil dan lemah."
Tuhan menjawab, "Aku telah memilih satu malaikat untukmu... dan ia akan menjaga dan mengasihimu."
Namun si bayi berkata, "Tapi di surga, apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa. Ini cukup bagiku untuk bahagia."
Tuhan pun menjawab, "Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia."
Si bayipun bertanya kembali, "Dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepada-Mu?"
Namun Tuhan dengan tersenyum menjawab, "Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa."
Si bayipun masih belum puas, ia pun masih bertanya kembali, "Saya mendengar bahwa di bumi
banyak orang jahat. Siapakah yang akan melindungiku?"
Dengan penuh kesabaran, Tuhan pun menjawab, "Malaikatmu akan melindungimu dengan taruhan jiwanya sekalipun"
Si bayipun tetap belum puas dan melanjutkan pertanyaannya," Tapi saya akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi"
Dan Tuhanpun menjawab, "Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku, walaupun sesungguhnya Aku selalu berada di sisimu."
Saat itu surga begitu tenangnya, sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang anak dengan suara lirih bertanya, "Tuhan...jika saya harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberitahu siapa nama malaikat di rumahku nanti?"
Tuhanpun menjawab, "Kamu dapat memanggil malaikatmu...

Ibu...

Kenanglah ibu yang menyayangimu. Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi...
Ingatlah di saat ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu???Ingatlah engkau ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu?...dan ingatlah ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit? Janganlah lupa menjenguk ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan. Janganlah engkau membiarkan kehilangan yang akan kau rindukan di masa datang, ketika ibumu telah tiada...
Tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambutmu, tak ada lagi senyuman indah...
Yang ada hanyalah kamar yang kosong tiada penghuninya dan hanya ada baju yang digantung di lemari kamarnya.
Tak ada lagi dan tak akan ada lagi yang meneteskan air mata mendoakanmu, di setiap hembusan nafasnya.
Peluklah selalu ibumu yang merindukanmu dan menyayangimu...berikanlah yang terbaik hingga akhir hayatnya dan kenanglah semua cinta dan kasih sayangnya..."

0 comments:

Post a Comment